Langit Mekkah Berkabut Merah
Judul Buku : Langit Mekkah Berkabut Merah
Penulis : GeidurrahmanEl-Mishry
Penerbit : Grafindo
Harga : Rp.54.900,00
Tebal : 352 halaman
Tahun Terbit : 2008
Langit Mekkah Berkabut Merah merupakan novel yang mengisahkan seorang gadis desa bernama Midah Humaidah yang berasal dari desa terpencil yaitu desa Tegalwangi,Indramayu yang menjadi TKW di Arab Saudi.
Rangkaian kisah ini dimulai ketika Ayahmya seorang kiai desa meninggal karena amuk masa salah sasaran. Sejak itu Midah terpaksa keluar dari pesantren sebelum waktunya. Hari-hari yang biasa diisinya dengan mengaji berganti dengan tumpukan baju dan bumbu-bumbu. Ia bekerja sebagai buruh cuci di rumah tetangganya, sesekali menjadi juru masak di rumah warga yang sedang menggelar hajatan. Suatu hari seoarang calo PJTKI1 merayu agar ia mau menjadi TKW di Arab Saudi,dan tergoda.
Midah pun kemudian menjalani pendidikan di PT.Setelah 2 bulan mendapat pendidikan Midah pun di berangkatkan untuk bekerja di Saudi Arabia tepatnya di derah Hujjun dekat ka’bah kota Mekkah al-Mukarromah. Ia Bekerja pada keluarga Abuya Abdurrahim bin Aziz al Makky. Setelah sebulan bekerja ia sudah merasa tidak tahan bekerja di tempat tersebut. Karena majikannya Abuya sering menggodanya dan istrinya,madam Syaima sering menyiksa dan menjambak rambutnya dan kedua anak majikannya tidak jarang mencoba memperkosa Midah.
Bogul,sopir kelurga abuya mengetahui kisah midah dan mencoba mengajak kabur Midah,rencana ini pun berhasil. Midah dan Bogul menuju KJRI2 untuk melaporkan semua tindakan yang dilakukan oleh majikan-majikannya. Tampaknya KJRI tidak bisa di andalkan karena mereka sedang sibuk mengurus jama’ah haji. Dan ternyata kabaikan Bogul adalah salah satu bentuk perhatian Bogul pada Midah karena Bogul menaruh hati pada Midah. Midah menjelaskan ia hanya ingin pulang ke kampong,dan bertemu dengan keluarganya. Bogul pun mengerti dan memahami perasaan midah. Disinialah Midah bertemu dengan Firdaus yang tak lain adalah murid ngaji ayahnya dulu di desa. Firdaus adalah Temus3 haji yang ditugaskan menemani dan mengarahkan pada keluarga Hermansyah,beberapa minggu ia menemani keluarga Hermanyah ia tertarik pada Dina putri P.Hermansyah. Tak lama kemudian Ia menikahi Dina,tapi sampai sekarang ia juga tertarik pada Midah.
Firdaus menolong Midah dengan meletakkan nya di penampungan. Firdaus mengusahakan agar Midah Bisa pulang ke Indonesia dan bertemu dengan keluarganya. Satu minggu Midah berada di penampungan,di tempat ini Midah di temani oleh istri Ubed,Ubed adalah teman temus Firdaus.
Di tempat lain Firdaus sedang menemani ibu mertuanya jalan-jalan dan berbelanja di pasar,sebetulnya ia mempunyai janji dangan Midah untuk menemuinya tapi ia manitipkan sepucuk surat pada Ubed untuk Midah bahwa ia tidak bisa menemuinya malam ini,dalam suratnya Firdaus memberikan semangat dan kata-kata yang membuat Midah tanang. Ketika membaca surat tersebut tanpa terasa Midah meneteskan air matanya karena kalimat-kalimat yang di tulis oleh Firdaus membuat hatinya menangis dan membuatnya tenang kembali.
Dua hari menjelang jama’ah haji menjalankan wukuf, Firdaus di pecat oleh atasannya karena I telah menemani dokter Tien seorang dokter yang bertugas melayani jama’ah haji yang sedang udzur. Diam-diam P.Junaidi menyukai dokter Tien dan tidak suka melihat Firdaus menemani dokter Tien pergi berziarah,Oleh karena itu P.Junaidi memecat Firdaus dari tugas temusnya. Dan di kemudian hari P.Junaidi melaporkan Firdaus pada kepolisian dengan tuduhan telah memperkosa dokter Tien ketika sedang berziarah. Firdaus tidak terima dengan tuduhan ini,tapi apa daya P.Junaidi mengarang bukti-bukti yang bisa membuat pihak polisi percaya.
Sidang pun di jalani,Firdaus hanya berharap kesaksian dari dokter Tien tapi sungguh malang dokter Tien telah meninggal dunia dua hari yang lalu akibat serangan jantung. P.Junaidi pun semakin berhasil memojokkan Firdaus. Firdaus berpikir hanya Midahlah yang dapat memberikan kesaksian,karena pada waktu ketika ia di tuduh memperkosa dokter Tien ia sedang bersama Midah. Firdaus menyuruh Ubed agar membawa Midah dalam persidangan dan berharap Midah bisa memberi kesaksian.
Akhirnya Midah bisa memberi kesaksian pada sidang berikutnya,ia bisa bisa menyelamatkan Firdauskarena bukti yang diberikan Midah sangat kuat ia memberikan kwitansi pembelian obat dan buah yang di atas kwitansinya tercantum hari,tanggal,bulan,dan tahun pembelian. Ubed pun membawa dua orang arab yang merupakan penjaga apotek dan supermarket dan secara mengejutkan mereka membawa gambar rekaman kamera yang terpasang di apotek dan supermarket itu. P.Junaidi pun tercengang ,dan sebelum memutuskan hasil persidangan,saksi yang di bawa oleh P.Junaidi mengaku bahwa ia hanya di suruh bicara sesuai apa yang P.Junaidi inginkan dan ia dibayar dengan sejumlah uang yang sangat menggiurkan. Hakim pun memutuskan Firdaus bebas dan tidak bersalah dari kasus ini. Selang satu hari P.Junaidi pu di pecat dari jabatannya.
Persoalan Firdaus merupakan permasalahan besar sehingga berita tersebut menjadi head line di Koran dan televise,keberadaan Midah pun kini di ketahui oleh sang majikan,beberapa hari setelah beredar berita mengenai Firdaus Midah pun di jemput paksa oleh majikannya madam Syaima,kemudian ia di bawa ke kantor polisi dengan tuduhan telah membunuh majikan laki-lakinya untuk mempertahankan diri,sebab ia mau diperkosa oleh karena iti dia kabur,ucap madam Syaima. Midah pun kaget dan tidak mengerti apa maksud semua ini, ia tidak tahu apa apa, tapi apa daya Midah tidak bisa berontak karena diri nya hanya seorang pembantu yang selalu mempunyai nasib malang,
Kemudian Midah pun di masukkan ke dalam sel tahanan yang begitu gelap dan pengap. Di dalam sel kehidupan Midah sangat mengenaskan,ia dipaksa melayani sipir-sipir penjara tersebut secara bergantian, hati Midah pun bagaikan diiris-iris dan merasa malu pada keluarga dan tuhannya karena ia tidak bisa menjaga kehormatannya sebagai seorang perempuan. Dua hari kemudian polisi memutuskan bahwa Midah akan di hukum cambuk sebanyak 80 kali.
Mendengar berita ini Firdaus langsung terpukul, ia merasa semua ini adalah gara-gara dia,andaikan ia tidak menyuruh Midah memberikan kesaksian pasti kaberadaan Midah tidak akan diketahui. Kemudian ia mencoba menemui Midah, dengan segala usaha akhirnya ia berhasil menemui Midah. Firdaus mencoba menenangkan Midah dan Firdaus pun mencoba mengumpulkan saksi-saksi agar hukuman itu tidak diteruskan. Segala usaha telah dilakukan namun tidak ada hasil hingga hukuman cambuk itu berlangsung. Algojo telah bersiap mencambuk Midah,cambuk demi cambuk telah dirasakan Midah dan darah mulai membasahi baju Midah ,merembes,dan beberpa tetes jatuh ke tanah,dari mulut midah selama di cambuk ia hanya menyebut nama Allah hingga pada cambukan terakhir Midah tak kuasa hingga ia tergeletak dengan tubuh yang bersimbah dengan darah.
Hukuman cambuk pun selesai,Firdaus bergegas untuk membawa Midah ke rumah sakit dengan kondisi sudah sangat kritis,di hari ke tiga Midah sudah bisa menggerkkan anggota tubuhnya. Hari ke lima Midah jauh membaik dari hari-hari sebelumnya dan besok pun Midah sudah bisa keluar dari rumah sakit kata dokter.ini adalah sebuah mu’jizat begitu ucap Firdaus.
Satu hari sebelum pulang Firdaus mangajak Midah jalan-jalan dengan menggunakan kursi roda . Dan rumah sakit tersebut tidak jauh dari pantai sehingga ia mengajk midah ke pantai. Ketika mereka berhenti menikmati pemandangan pantai Firdaus pun berpikir ia menyesal telah menikahi Dina,ia merasa bahwa Dina telah menghianatinya, sejak pertama melihat Midah ia sudah merasa jatuh cinta tapi ia telah salah menentukan pilihannya untuk menikah dengan Dina.
Firdaus banyak berbincang-bincang dengan Midajdan ketika Firdaus mengatakan “Apakah setiap cinta menyimpan rasa bersalah seperti perasaanku in?” , Firdaus mengucapkan kalimat ini berulang-ulang tapi tidak sepatah kata pun Midah menanggapinya, Firdaus pun sempat mengatakan perasaannya pada Midah,untuk kesekian kalinya kalimat itu terucap,akhirnya ia sadar tangan Midah yang semula erat berpegangan di kursi roda,kini telah terkulai seperti mati rasa. Firdaus pun kaget ia langsung menggoyang-goyangkan Midah, Marwan yang semula duduk agak jauh dengan Firdaus bergegas menghampiri mereka. Marwan merupakan teman dekat Firdaus, Firdaus pun memeriksa urat nadinya. Akhirnya mereka berdua mengucapkan kalimat istirja’. “Innalillahi wainna ilaihi roji’un”.
Ke esokan harinya jenzah Midah di terbangkan ke Indonesia. Di dalam Masjidil Haram Marwan sahabat Firdaus pun selalu menasehati Firdaus agar tidak terlalu depresi sebab,sebentar lagi mereka dan rombongan umroh akan pulang ke tanah air. Beberapa saat setelah merenung di masjid ,langkah demi langkah mereka keluar dari masjid . firdaus pun menyebrangi jalan tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan hingga pada saat terakhir ia hanya mengingat sebuah suara yang sangat keras dari mulut Marwan “Awas Mobil”. . . . . . . . .
Karya yang berhasil di tulis oleh Geidurrahman El-Mishry merupakan novel islam yang mengisahkan perjuangan Seorang TKW,dengan menggunakn bahasa yang mudah di mengerti, istilah-istilahnya banyak menggunakn B.Arab yang disertai juga dengan catatan kakinya,di bagian akhir novel pun disertai dengan kosa-kata kosa-kata B.Arab lainnya. Ceritanya membuat pembaca ingin mengetahui kelanjutan jalan ceritanya karena ceritanya begitu menarik untuk diikuti.
Penulis bisa membuat pembaca tidak bosan dan tidak harus berpikir rumit untuk menelaah alur berpikir dari penulis. Penulis juga memberikan gambaran bahwa susahnya berjuang menjadi TKW di negeri orang karena tidak semua majikan bisa mengerti kita, dalam cerita ini bisa di ambil makna penghayatan akan kesejatian cinta dalam pengorbanan,juga pentingnya hidup dengan sabar,tabah,dan syukur. Tidak saja mengajak kita agar iman setiap saat mesti meningkat, namun juga menegur pemerintah agar serius melayani rakyat,terutama pada mereka (TKI) penyumbang devisa Negara terbesardi Negara ini.
Banyaknya istilah-istilah Arab yang digunakan terkadang membuat pembaca tidak mengerti akan makna dari kata tersebut yang mana di bagian akhir novel tidak juga disertakan makna nya (kurang lengkap), sehingga dapat membuat pembaca sedikit ketinggalan jejak dari cerita. Ada sangat sedikit sekali bagian cerita yang membuat pambaca agak bingung tapi jika diikuti ceritanya dengan teliti maka pembaca tidak akan kebingungan. Dan pada akhir cerita,banyak pembaca yang nantinya akan ber tanya-tanya, karena ceritanya sulit untuk di tebak dan membuat pembaca agak sedikit bingung tantang kesudahan tokoh yang ber nama Firdaus.
Pesan moral yang dituangkan dan dikisahkan dalam novel ini sarat dengan nilai-nilai positif yang dapat menggugah nurani kemanusiaan kita sehingga harkat dan martabat kita sebagai bangsa dan Negara tidak di injak-injak bangsa lain. Persoalan yang di alami banyak TKI/TKW kita diluar negeri yang mengalami penyiksaan dan penganiayaan adalah cermin lemahnya kita sebagai bangsa.Kepemimpinan Indonesia nyaris tidak memiliki ruh sehingga bangsa lain seenaknya memperlakukan bangsa kita,utamanya di luar negeri. Padahal tidak hanya islam semua agama pasti mengecam kekerasan dan kedzoliman, sekecil apapun kalaliman itu,
Novel ini patut di baca karena novel ini bermanfa’at khususnya bagi Pejabat Negara yang nantinya bisa dijadikan cermin berkaca untuk kita mengoreksi diri.
1.”Penyalur jasa tenaga kerja Republik Indonesia”
2. “Konsultan Jendral Republik Indonesia”
3. “Tenaga Musiman”